Sunday, January 27, 2019

Situs Peninggalan Bersejarah: Candi Padangroco, Bukti Keberadaan Kerajaan Melayu (Dharmasraya)

Situs Candi padangroco, peninggalan sejarah Kerajaan Melayu (Dharmasraya)

Pancarona Sejarah - Kerajaan Melayu (Dharmasraya) adalah salah satu kerajaan Nusantara, yang pernah berdiri di abad ke-13. Sebagai bukti, terdapat banyak situs purbakala peninggalan Kerajaan Melayu. Situs-situs ini banyak ditemukan di sepanjang sungai Batanghari, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Salah situs purbakala hasil peninggalan Kerajaan Melayu (Dharmasraya) ini adalah Candi Padangroco.

Candi Padangroco terletak di daerah sekitar aliran Sungai Batanghari. Letaknya agak ke dalam pada sebuah jorong (kampung) Seilangsek. Perjalanan untuk menuju lokasi candi, dapat ditempuh dalam waktu ± 4 jam dari ibukota Propinsi, kemudian menyeberangi Sungai Batanghari dengan menggunakan perahu, dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar ¼ jam.

Berdasarkan administratif, situs Candi Padangroco terletak di Jorong Sei Langsek, Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Candi Padangroco ini tercatat dalam laporan Westenenkc, seorang controleur berkebangsaan Belanda pada tahun 1938. Kemudian pada tahun 1992, candi ini ditemukan kembali oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Batusangkar (sekarang BPCB), atas informasi dari salah seorang penduduk Seilangsek. Masyarakat sekitar menyebut candi sebagai oleh Candi Padangroco.

Pada rentang tahun 1993 hingga 1996, Candi Padangroco terus diekskavasi oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Batusangkar bekerjasama dengan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Dari hasil ekskavasi tersebut telah terbuka 4 buah struktur candi yang semuanya terbuat dari bata, yang kemudian diberi nama Candi I, II, III, dan IV.

Candi Padangroco I  merupakan Candi Induk dengan ukuran 21 m x 21 m dengan ketinggian struktur bata sekitar 90 cm dan pada bagian tengah (bagian isian candi) sekitar 3 m. Bangunan induk ini mempunyai tangga masuk/naik pada keempat sisinya dengan orientasi barat daya-timur laut.

Candi II merupakan candi yang terbuat dari konstruksi susunan bata, berdenah bujur sangkar dengan ukuran 4,40 x 4,40 m. Tinggi bangunan yang masih tersisa sekarang 1,28 m. Pintu masuk dan tangga yang menjadi arah hadap terletak di sisi barat dengan orientasi bangunan ke barat daya-timur laut.

Candi III merupakan bangunan dengan struktur bata, berdenah bujur sangkar, dan terdiri dari 3 undakan. Undakan pertama terletak paling atas berukuran 2 x 2 m, dengan tinggi bangunan yang masih tersisa terletak di bagian selatan, yang terdiri dari 7 lapis bata. Sedangkan, Candi Padangroco masih berupa reruntuhan di sudut belakang  Candi Padangroco II.

Di situs ini juga ditemukan parit kuna yang mengelilingi candi, dari arah barat menyambung ke utara dan berakhir di sisi timur. Kedua ujungnya bermuara ke Sungai Batanghari, tetapi bagian ujung-ujung ini sudah hampir rata dengan permukaan tanah sekarang, sehingga sulit dikenali lagi. Sementara parit sisi utara relatif masih dapat dikenali, sekalipun sebagian sudah menjadi jalan kerbau, tetapi baik parit maupun tanggulnya relatif masih baik. Jarak  antara kedua ujung parit yang membujur utara-selatan kurang lebih 1000 m, sedangkan panjang ke arah utara berkisar 2000 m.

Di sebelah utara, parit bertemu membentuk sudut membujur timur-barat. Parit sebelah timur menembus kolam, yang sekarang menjadi sawah penduduk membujur barat laut-tenggara, disebut "sawah tabek". Pada awalnya, sawah ini adalah rawa (payau) yang kemudian dimanfaatkan untuk persawahan dengan lebar sawah sekitar  20-40 m. Di ujung tenggara, kolam bercabang ke arah utara dan selatan membentuk huruf T. Di lokasi ini terdapat parit yang mengarah ke timur, menuju bukit Giring, yang tingginya kurang lebih 176 cm di timur Jorong Koto Lamo, di tepi kelokan Sungai Batanghari. Secara umum, lebar parit antara 4-8 m dengan kedalaman 1-5 m.

Candi Padangroco ini menjadi saksi bisu peradaban pada masa lalu Kerajaan Melayu (Dharmasraya).



Referensi:

BPCB Sumatera Barat. "Candi Padangroco di Kerajaan Melayu Dharmasraya". dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/candi-padangroco-di-kerajaan-melayu-dharmasraya-2/. Diakses pada tanggal 27 Januari 2019.


EmoticonEmoticon