Pangeran Diponegoro (1785-1855)
SK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NO. 087/TK/TAHUN 1973
TANGGAL 6 NOVEMBER 1973
Pangeran Diponegoro, nama kecilnya Raden Mas Ontowiryo lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta.
Ia adalah putera Sultan Hamengkubuwono III. Pangeran tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan. Ia kemudian bertekad melawan Belanda. Kediaman Pangeran di Tegalrejo diserang Belanda pada 20 Juli 1825. Pangeran Diponegoro kemudian pindah ke Selarong, sebuah daerah berbukit-bukit yang dijadikan markas besarnya. Perjuangan Diponegoro mendapat dukungan dari kalangan bangsawan, ulama maupun petani.
Ulama besar Kyai Mojo dan Sentot Alibasah Prawirodirdjo pun menggabungkan diri pada barisan Pangeran Diponegoro dengan menjanjikan uang sebesar 20.000 ringgit Belanda mencoba menangkap Pangeran Diponegoro. Usaha Belanda ini gagal, Belanda kemudian menjalankan siasat licik dengan pura-pura mengajak berunding di Magelang tahun 1830. Dalam perundingan tersebut Pangeran Diponegoro ditangkap dan dibuang ke Manado selanjutnya dipindah ke Ujung Pandang dan meninggal di sana tanggal 8 Januari 1855.
Sumber:
Said, Julinar dan Wulandari, Triana. 1995. Ensiklopedi Pahlawan Nasional. Jakarta: Sub Direktorat Sejarah Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jendral Kebudayaan.
EmoticonEmoticon