Sisingamangaraja XII (1849-1907)
SK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NO. 590/TAHUN 1961
TANGGAL 9 NOVEMBER 1961
Patuan Bosar Ompu Pulo Batu atau yang dikenal dengan nama Sisingamangaraja XII, lahir di Bakkara Tapanuli Utara tahun pada tahun 1849. Tidak hanya sebagai raja, beliau juga diamanahi untuk menjadi kepala adat sekaligus pemimpin agama yang disebut Parmalim.
Rakyat suku Batak mempunyai keyakinan bahwa raja Sisingamangaraja memiliki kesaktian dan sangat berpengaruh. Seringnya Raja Sisingamangaraja melakukan perjalanan ke pelosok-pelosok, menjadikan dirinya dikagumi oleh para rakyatnya. Selain sebagai pengayom di tengah-tengah masyarakat Batak, beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang menentang kolonialisme.
Sejak Belanda menduduki tanah Batak dan menempatkan kontrolir di Balige, Tarutung, Sipoholon dan tempat-tempat lain, Sisingamangaraja sangatlah marah. Hingga akhirnya pada tahun 1878, Sisingamangaraja kemudian melancarkan serangan terhadap pos-pos Belanda yang berada di Tarutung, Balige dan Bakkara. Pada tahun 1884, Sisingamangaraja kembali melancarkan serangan kepada Belanda, di daerah Tangga Batu. Dalam setiap serangan yang dilakukan, pasukan Sisingamangaraja XII selalu dapat meloloskan diri.
Pada 17 Juni 1907, Belanda mengetahui tempat persembunyian Sisingamangaraja XII dan mengempung tempat itu. Hal ini membuat pertempuran pun tidak terelakkan. Saat pengepungan itu, Sisingamangaraja gugur sebagai seorang pejuang. Beliau meninggal setelah 30 tahun mengobarkan Perang Batak untuk mengusir Belanda.
Sumber:
Said, Julinar dan Wulandari, Triana. 1995. Ensiklopedi Pahlawan Nasional. Jakarta: Sub Direktorat Sejarah Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jendral Kebudayaan.
EmoticonEmoticon