Friday, March 8, 2019

Biografi Singkat: Kyai H. Zainal Arifin (1909-1963)


Kyai H. Zainal Arifin (1909-1963)
Pahlawan Pergerakan Nasional
SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN RI
No. 35/TAHUN 1963
TANGGAL 17 NOVEMBER 1963



Kyai H. Zainal Arifin lahir di Barus, Tapanuli, Sumatera Utara pada tahun 1909. Beliau memasuki organisasi Majelis Suro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan kemudian diangkat menjadi Kepala Bagian Umum.

Setelah mengikuti latihan militer, beliau pernah rnenjadi Panglima Hizbullah untuk seluruh Indonesia. Ketika Hizbullah digabungkan ke dalam TNI, Kyai H. Zainal Arifin diangkat sebagai Sekretaris Pucuk Pimpinan TNI.

Disamping itu, beliau menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP). Pada tahun 1950-1953, Kyai H. Zainal Arifin menjadi anggota DPRS. Beliau kemudian menjadi Wakil II Perdana Menteri pada Kabinet Ali Sastroamijoyo. Pada tahun 1959, beliau diangkat menjadi Wakil Ketua DPR RI.

Ketika DPR diganti menjadi DPR-GR, Kyai H. Zainal Arifin kemudian menjadi pejabat ketua dan akhirnya menjadi Ketua DPR-GR. Beliau meninggal pada tanggal 2 Maret 1963 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.



Sumber:
Said, Julinar dan Wulandari, Triana. 1995. Ensiklopedi Pahlawan Nasional. Jakarta: Sub Direktorat Sejarah Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jendral Kebudayaan.
Read More

Peristiwa Sejarah: Perjanjian Kalijati, Akhir Kolonialisme Belanda dan Awal Kolonialisme Jepang


Pancarona Sejarah - Perjanjian Kalijati adalah perjanjian antara Kekaisaran Jepang dan Kerajaan Belanda tentang posisi Indonesia sebagai wilayah jajahan Belanda. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 8 Maret 1942, di desa Kalijati, kecamatan Subang, provinsi Jawa Barat.

Perjanjian Kalijati ini bermula dari pasukan Belanda di Indonesia, yang diserang oleh pasukan Jepang pada tanggal 1 Maret 1942. Pada tanggal tersebut, pasukan AL jepang berhasil mendarat di Pantai Eretan, Indramayu dan berhasil merebut satu per satu benteng pertahanan Belanda di Indonesia. Dalam waktu seminggu, benteng pertahanan Belanda di Indonesia berhasil ditaklukkan oleh Jepang.

Karena tidak memiliki kekuatan dan pasukannya telah tercerai berai, Belanda pun harus menandatangani perjanjian Kalijati. Perjanjian Kalijati sendiri berisikan penyerahan wilayah jajahan Belanda (yakni Indonesia) tanpa syarat kepada Jepang. Dengan adanya penandatanganan ini, berarti berakhirnya penjajahan Belanda dan secara resmi Jepang kemudian menjajah Indonesia.

Penandatanganan Kalijati ini dilakukan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Starchouwer dan Panglima Tentara Belanda Letjen Heindrik Ter Poorten. Selain itu, penandatanganan perjanjian ini di saksikan oleh Komandan Guri­ta Barat Jenderal Hitoshi Imamura.

Setelah berhasil menduduki Indonesia, Jepang kemudian membentuk pemerintahan militer di Indonesia, yang terdiri dari:
1.) Pemerintah Tentara Ke-16 AD dengan wilayah Jawa, Madura yang berpusat di Jakarta.
2.) Pemerintah Tentara ke-25 AD dengan wilayah Sumatera, yang berpusat di Bukittinggi.
3.) Pemerintah Armada AL dengan wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, yang berpusat di Makassar.
Ketiga wilayah pemerintahan Jepang tersebut kemudian dipimpin oleh Kepala Staf dengan gelar GUNSEIKAN.
Read More

Biografi Singkat: Marsda TNI Prof. Dr. Abdulrachman Saleh (1909-1947)


Marsda TNI Prof. Dr. Abdulrachman Saleh (1909-1947)
Pahlawan Nasional
SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN RI
No. 071/TK/TAHUN 1974
TANGGAL 9 NOVEMBER 1974



Abdulrachman Saleh lahir di Jakarta, pada tanggal 1 Juli 1909. Sejak mahasiswa, beliau telah berorganisasi sebagai anggota Indonesia Muda, Jong Java dan Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI).

Sebagai seorang dokter, beliau sangat berjasa di bidang kedokteran karena telah berhasil mengembangkan ilmu faal di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka untuk menyampaikan berita proklamasi, Abdulrachman menyiapkan sebuah pemancar radio yang diberi nama "Siaran Radio Indonesia Merdeka".

Kegiatan dalam dunia penerbangan dimulai dengan memasuki Airo Club dan berhasil memperoleh brevet. Kemudian, beliau memasuki dinas Angkatan Udara RI dan diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun pada tahun 1946. Beliau juga pendiri sekolah Teknik Udara dan Sekolah Radio Udara di Malang.

Pada bulan Juli 1947, Abdulrachman Saleh bersama Adi Sucipto mendapat tugas mengambil obat-obatan sumbangan Palang Merah Internasional di India. Dalam perjalanan pulang ke Yogyakarta, pesawatnya ditembak Belanda ketika mau mendarat di Meguwo pada 29 Juli 1947. Abdulrachman Saleh dan Adi Sucipto gugur sebagai kusuma bangsa.



Sumber:
Said, Julinar dan Wulandari, Triana. 1995. Ensiklopedi Pahlawan Nasional. Jakarta: Sub Direktorat Sejarah Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jendral Kebudayaan.
Read More

Sunday, February 17, 2019

Peristiwa Sejarah: Mr. Assaat, Presiden Indonesia selama Sembilan Bulan


Pancarona Sejarah - Pada tanggal 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950, pemerintahan Indonesia diubah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan negara serikat yang terdiri atas 16 negara bagian, yang salah satunya adalah Indonesia.

RIS sendiri terbentuk setelah dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar (KMB), yang berakhir pada tanggal 27 Desember 1949. Perubahan pemerintahan Indonesia menjadi RIS, adalah salah satu isi dari perjanjian KMB itu.

Perubahan pemerintahan Indonesia menjadi RIS ini, secara otomatis menjadikan Soekarno dan Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden RIS. Adanya perubahan ini, membuat terjadinya kekosongan pada pemerintahan Republik Indonesia.

Agar tidak terjadi kekosongan pada pemerintahan Republik Indonesia kala itu, presiden Soekarno pun memerintahkan Mr. Assaat untuk mengisi kekosongan kursi kepemimpinan pada pemerintahan RI. Mr. Assaat kemudian menjabat sebagai presiden pemerintahan RI mulai tanggal 27 Desember 1949. Dengan pusat pemerintahan berada di Yogyakarta dan merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat atau RIS.

Dalan masa jabatannya sebagai presiden sementara Republik Indonesia itu, Mr. Assaat juga ikut berperan sebagai pendiri Universitas Gajah Mada (UGM), yang merupakan kampus pertama yang dibangun oleh Indonesia. Pemerintahan Mr. Assaat sebagai presiden resmi berakhir pada tanggal 15 Agustus 1950, yang ditandai dengan adanya pengakuan kedaulatan RI dan RIS oleh Belanda dan dunia internasional.

Setelah adanya pengakuan itu, RI dan RIS pun dilebur menjadi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) pada tanggal 15 Agustus 1950 dan kembali dipimpin oleh Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Sejak tanggal 27 Desember 1949 hingga tanggal 15 Agustus 1950, Mr. Assaat menjabat sebagai presiden RI selama kurang lebih sembilan bulan lamanya.
Read More

Biografi Singkat: Sutan Syahrir (1909-1966)


Sutan Syahrir (1909-1966)
Pahlawan Pergerakan Nasional
SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN RI
No. 76/TAHUN 1966
TANGGAL 9 APRIL 1966



Sutan Syahrir lahir pada tanggal 5 Maret 1909 di Padang Panjang, Surnatera Barat. Kegiatannya dalam bidang politik dimulai sejak beliau ikut mendirikan Jong Indonesia, yang kemudian berganti nama menjadi Pemuda lndonesia.

Pada tahun 1931, beliau kembali dari negeri Belanda dan menjadi Ketua Umum Partai Nasional lndonesia Merdeka. Partai ini merupakan wadah untuk mendidik kader-kader bangsa dalam berpolitik. Karena kegiatannya itu, pada tahun 1934 Syahrir masuk penjara di Cipinang, Jakarta. Kemudian bersama Drs. Mohammad Hatta dibuang ke Digul dan Banda Naira. Selanjutnya, beliau dipindahkan ke daerah Sukabumi, Jawa Barat.

Pada masa pendudukan Jepang, Syahrir memimpin gerakan rahasia melawan Jepang. Setelah Indonesia merdeka, Sutan Syahrir kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri RI merangkap Menteri Luar Negeri dan Dalam Negeri.

Pada masa Orde Lama, Sutan Syahrir ditangkap dan dipenjarakan. Dalam masa penjara ini, beliau menderita sakit dan dikirim ke Swiss untuk berobat. Pada tanggal 9 April 1966, Sutan Syahrir meninggal di Zurich, Swiss dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.



Sumber:
Said, Julinar dan Wulandari, Triana. 1995. Ensiklopedi Pahlawan Nasional. Jakarta: Sub Direktorat Sejarah Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jendral Kebudayaan.
Read More

Peristiwa Sejarah: Berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, dengan Presiden Sjafruddin Prawiranegara


Pancarona Sejarah - Pada tanggal 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949, Indonesia tengah menghadapi kondisi sulit akibat adanya Agresi Militer Belanda II. Kala itu, pemerintahan RI yang berada di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Tak hanya itu, presiden Soekarno dan wakil presiden Moh. Hatta pun berhasil ditangkap oleh Belanda.

Agar Indonesia tetap berdiri, presiden Soekarno mengirim sebuah pesan telegram kepada Sjafruddin Prawiranegara secara sembunyi-sembunyi, untuk mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Lebih lengkapnya isi telegram itu mengenai perintah kepada Sjafruddin yang kala itu menjabat sebagai menteri kemakmuran, untuk segera membentuk pemerintahan darurat di Sumatera jika pemerintahan Soekarno-Hatta saat itu tidak bisa bekerja dengan semestinya.

Atas perintah itu, maka dibentuklah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) oleh Sjafruddin bersama beberapa tokoh Sumatera lainnya. Tujuan pendirian PDRI ini adalah untuk mengisi kekosongan pemerintahan dan mempertahankan Indonesia saat itu.

Sebagai syarat pendirian negara, PDRI juga harus mengantongi izin agar diakui oleh dunia internasional. Maka, pada tanggal 22 Desember 1948, Sjafruddin memproklamirkan berdirinya PDRI.

Sjafruddin Prawiranegara sendiri adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, yang lahir di Banten. Semasa hidupnya, selain menjabat sebagai presiden PDRI, beliau juga pernah menjabat sebagai menteri luar negeri, penerangan, dan pertahanan.

Setelah kondisi Indonesia kembali aman dan presiden Soekarno telah dibebaskan, pucuk pimpinan kemudian diserahkan kembali kepada presiden Soekarno. Secara resmi, PDRI berakhir pada tanggal 13 Juli 1949.
Read More

Thursday, February 7, 2019

Biografi Singkat: Sukarjo Wiryopranoto (1903-1962)


Sukarjo Wiryopranoto (1903-1962)
SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN RI
No. 342/TAHUN 1962
TANGGAL 29 OKTOBER 1962



Sukarjo Wiryopranoto lahir pada tanggal 5 Juni 1903 di Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah. Semasa hidupnya, beliau aktif bergerak di bidang politik. Bersama dr. Sutomo, beliau pernah mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang kemudian menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra).

Di tahun 1934, beliau mendirikan suatu perkampungan pemuda untuk melatih para pemuda menjadi ahli kayu, ahli besi, ahli pertanian, dan sebagainya. Kemudian, beliau diangkat menjadi Sekretaris Gabungan Politik Indonesia (GAPI).

Sukarjo juga aktif dalam bidang kewartawanan dan memimpin surat kabar “Asia Raya” (zaman Jepang) dan membina majalah Mimbar Indonesia setelah Indonesia Merdeka. Jabatan dalam pemerintahan, beliau pernah menjadi Duta Besar RI di Vietnam, Duta Besar Luar Biasa untuk Italia, dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk RRC.

Pada tahun 1962, beliau diangkat sebagai Wakil Tetap Indonesia di PBB. Sukarjo Wiyopranoto meninggal dunia di New York pada tanggal 23 Oktober 1962. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.



Sumber:

Said, Julinar dan Wulandari, Triana. 1995. Ensiklopedi Pahlawan Nasional. Jakarta: Sub Direktorat Sejarah Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jendral Kebudayaan.
Read More